Skip to main content

Kuningan, Pesona di Timur Jawa Barat


PARIWISATA dibentuk dari sebuah pemikiran dan modal dasar potensi yang terdapat di sebuah daerah tersebut. Dengan pemikiran “Nothing to Something” atau dari “Tidak Ada menjadi Sesuatu”, menjadikan salah satu cara membuat pariwisata mulai dibangun, dikembangkan, dipromosikan hingga ramai dikunjungi oleh wisatawan.


Potensi-potensi wisata menarik yang telah dikembangkan dan siap untuk disuguhkan kepada para wisatawan domestik hingga mancanegara. Mulai dari wisata menikmati panorama keindahan alam, wisata sejarah nan edukatif, desa wisata, wisata modern, kuliner, treatment kesehatan, hingga pusat perbelanjaan yang lengkap pun hadir mewarnai Kabupaten Kuningan.



Tak hanya itu saja, Kabupaten Kuningan yang telah menjadi jembatan arus lalu lintas penghubung dari kota ke kota, menjadikan segala fasilitas dan insfrastuktur cukup baik. Kemudahan transportasi baik melalui darat, udara maupun laut melalui Cirebon, Majalengka, Ciamis dan Brebes sangatlah memudahkan wisatawan untuk mencapai Kabupaten Kuningan.



Untuk menuju Kabupaten Kuningan cukup mudah, dengan angkutan bus, mobil pribadi ataupun kereta api yang menyediakan tujuan Jakarta – Cirebon dengan kereta Cirebon Express ditempuh selama 3 jam. Selanjutnya dengan jarak yang hanya 35 km dari kota Cirebon atau dengan waktu hanya kurang lebih 1 jam ditempuh dengan kendaraan bermotor Anda bisa sangat cepat untuk sampai di sini.




Nah, Untuk Anda yang senang berpetualang, jangan lewatkan jika jalan-jalan ke Kabupaten Kuningan untuk mengunjungi Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Sebuah kawasan konservasi yang terletak di Provinsi Jawa Barat, yang ditujukan untuk melindungi kekayaan hayati dan lingkungan di wilayah Gunung Ciremai. 

Pendakian atau hiking merupakan salah satu aktifitas yang digemari para pendaki gunung jika mengunjungi Taman Nasional Gunung Ciremai. Gunung yang dikenal sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat ini dengan ketinggian 3078 mdpl menjadi salah satu gunung primadona di Pulau Jawa. Medan pendakian yang dikenal menanjak dan curam ini menjadi keunikan tersendiri yang membuat adrenalin terpacu dan energi terasa terkuras habis jika kita berniat untuk mendaki hingga ke puncaknya.

Ada 3 Jalur pendakian di Gunung Ciremai ini untuk tiba di puncaknya, Jalur Linggarjati, Jalur Palutungan dan Jalur Apui. Ketiga jalur ini dikenal oleh para pendaki mempunyai tantangan dan keunikan tersendiri. Jika pendaki memilih untuk mendaki pada jalur Linggarjati, medannya cenderung menanjak dari awal perjalanan hingga menuju puncak. Untuk jalur Palutungan, medan pendakian terkesan landai dan memutar, jadi diperlukan ekstra waktu yang lama. Nah, jika jalur Apui medan pendakian cenderung menanjak tajam dan butuh ekstra tenaga lebih tetapi ditempuh dengan waktu yang sedikit cepat dibanding jalur Linggarjati dan Palutungan.

Air Terjun Putri

Nah, mungkin jika Anda jalan-jalan ke Taman Nasional Gunung Ciremai bukan untuk mendaki gunung, bisa menikmati wisata alam di Palutungan. Menikmati segarnya air terjun Putri yang terdapat dikawasan ini merupakan hal yang menarik untuk dicoba. Bersama keluarga, teman ataupun kerabat dekat berenang bermain sejuknya air nan jernih alami.


Air Terjun Putri di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dengan waktu tempuh hanya 10 menit dari pintu masuk Palutungan, melalui anak tangga menurun Anda sudah tiba. Jika Anda ingin berenang disekitar air terjun besarnya, Anda bisa menyebrang sungai kecil dan menanjak sedikit untuk menikmati sejuknya air yang turun langsung dari ketinggian hampir 12 meter. 

Kenikmatan alam di Palutungan ini tidak sampai di sini saja, kesejukan air terjun Putri yang telah Anda nikmati akan terasa lengkap apabila menyempatkan diri untuk singgah di warung-warung kecil yang berjajar di sekitar Palutungan. Berbagai jenis makanan dijajakan untuk melengkapi waktu liburan Anda disini.

Saksi Bisu Diplomasi Kedaulatan Indonesia

Nah, jalan-jalan Kabupaten Kuningan, seakan tidak lengkap apabila tidak menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah rumah yang mempunyai nilai sejarah tinggi di sini. Gedung Perundingan Linggarjati merupakan salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Letak gedung ini tepat di kaki Gunung Ciremai bagian tenggara, ke arah Utara dari kota Kuningan atau ke arah selatan dari kota Cirebon.

Jalan sejarah yang tiada henti dari bangunan ini, di mana 10-13 November 1946 berlangsung perundingan bersejarah antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Belanda. Perundingan tersebut merupakan upaya perjuangan Indonesia melalui jalur diplomasi untuk mendapatkan kedaulatan bangsa.


Gedung Perundingan Linggarjati di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Di antara isi pokok perjanjian Linggarjati yakni, Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Dan Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.

Bentuk asli bangunan masih dipertahankan, beberapa benda dan replika benda yang dipergunakan pada masa perundingan dapat disaksikan di dalam rumah yang kini berfungsi pula sebagai museum.

Berenang Bersama Ikan Dewa

Obyek wisata Ikan Dewa yang terletak di Cigugur dan Cibulan ini kerap ramai didatangi oleh orang-orang yang ingin menghabiskan akhir pekan bersama keluarga dan teman. Kolam yang dihuni oleh puluhan Ikan Kancra Bodas (Labeobarbus dournesis), atau yang lebih sering disebut sebagai Ikan Dewa oleh masyarakat setempat. 

Yang istimewa dari kolam pemandian ini adalah pengunjung dapat berenang bersama ikan-ikan tersebut karena ikan-ikan ini tergolong jinak. Selain itu, jika Anda tidak berenang dan hanya ingin memegang ikan ini saja, dapat menggunakan jasa pawang ikan di sana.


Ikan Dewa di obyek wisata Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.
Konon ketika air kolam dikuras, ikan-ikan berpindah ke Kolam Cigugur yang juga dijadikan sebagai tempat terapi ikan di Kecamatan Cigugur. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah bahwa Ikan-ikan Dewa yang ada di dalam kolam Pemandian Air Dingin Cibulan ini adalah prajurit-prajurit yang membangkang pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi sehingga mereka dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan.

Konon Ikan-ikan Dewa ini dari dulu sampai sekarang tidak pernah bertambah ataupun berkurang jumlahnya. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu, sampai dengan saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini karena dipercaya bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut niscaya akan mendapat musibah.

travel.kompas.com/read/2014/06/01/1859013/Kuningan.Pesona.di.Timur.Jawa.Barat

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes Bank Artha Graha

Assalamualaikum... Wah udah lama gak ngetik cerita di laman kesayangan. Disini gue mau cerita beberapa minggu lalu ikut tes di Bank Artha Graha cabang Matraman. Gue emang lagi cari-cari kerja buat persiapan resign dari rumah sakit akhir-akhir ini, dan gue cuma bisa lamar-lamar kerja via online kirim email atau apply di jobstreet atau sejenisnya. Kebetulan gue siang itu lagi udah kelar kerjaan tuh, alhasil gue searching lowongan di jobstreet dan job yang gue cari adalah frontliner/teller dan customer service di Bank. Pas banget dong di beberapa bank swasta yang gue cari ada posisi-posisi yang gue mau, gue apply tuh via jobstreet CUSTOMER SERVICE (CS) PT.Bank Artha Graha International, Tbk dan ada beberap bank lainnya yang gue apply.  Jujur, gue sih sebenernya harap-harap cemas dengan lamaran itu, karena secara basic gue anak kesehatan dan kejomplang banget daftar di perbankan. Tapi gue PD aja sih daftar karena banyak kok jaman sekarang yang otaknya pada kebalik (somplak kali a

GOOD BYE BCA :(

Malem netijen setiaku... Udah lama banget gak posting blog semenjak sibuk di dunia kerja, rasanya bingung mau cerita dan posting tentang apaan. Sebenernya banyak draft yang udah gua susun di blog ini, tapi tak kunjung release, maafin ya :)  Kamis 31 Januari 2019 , dengan sangat berat hati gue  resign dari pekerjaan gue sebagai Teller Bakti di Bank BCA. Selama kurang lebih satu tahun gue kerja di dunia perbankan yang bener-bener 180 derajat berbeda sama basic gue sebenarnya yang merupakan lulusan kesehatan. Bergabung bersama sekitar 24 orang di KCP Mangga Besar Raya , honestly gue menemukan sekali kenyamanan bekerja, kesenangan batin, kebahagiaan yang sampai sekarang masih membekas kenangan kebersamaan bersama keluarga kedua itu. Awalnya gue iseng daftar BCA karena beberapa alasan di pekerjaan sebelumnya dimana gue gak bisa menemukan kenyamanan dan kebahagiaan kerja, ditambah niat hati hanya ingin jadikan BCA sebagai pengalaman dan batu loncatan untuk gue balik lagi ke Basic

Tes Magang Bakti BCA ( Perjanjian Kerja)

Siang semua, kali ini gue bakalan ceritain kelanjutan tes kerja gue di BCA  So setelah gue Medical Check UP tanggal 5 Desember lalu, gue butuh waktu satu minggu buat nunggu hasil dan informasi kelulusan tes MCU nya. Kebetulan gue MCU cuma bertiga dari 10 orang yang lolos di batch gue, 7 temen gue lainnya MCU di tanggal yang berbeda kare harus ngurus kelengkapan berkas dulu. Meskipun beda jadwal MCU, kita tetep keep contact via gorup Whatsapp buat saling kasih tau kabar kalau ada telfon dari pihak HRD BCA. Tanggal 12 Desember sore hari pas gue udah mau pulang kerja, temen di group ada yang udah dapet info kelulusan MCU, akhirnya gue langsung standby dong di depan HP dan menunda kepulangan gue sampe akhirnya gue dapet telfon juga dari HRD yang kasih info kelulusan gue, gue jujur sumpah seneng banget. Gue dikasih jadwal untuk perjanjian kerja/kontrak tanggal 21 Desember minggu depannya otomatis gue langsung bersedia dong dengan lantang gue jawab SIAP ! . Sebelum pak dicky (HRD) bacai