Tari Buyung adalah tari tradisional masyarakat Cigugur Kuningan Jawa Barat. Tarian ini merupakan tarian adat yang bernilai simbolik tentang rasa bermanfaat bagi hidup manusia, salah satunya air. Biasanya tarian ini dilakukan saat upacara Seren Taun yang diadakan pada bulan Rayagung. Seren Taun dilaksanakan sebagai penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi yang memberikan kesuburan bagi petani.
Buyung adalah sejenis alat yang terbuat dari logam maupun tanah liat yang digunakan oleh sebagian wanita desa pada zaman dahulu untuk mengambil air di sungai, danau, mata air atau kolam. Dalam tarian Buyung tentunya menggunakan alat Buyung tersebut. Setiap gerakan dalam tari buyung memiliki makna tersirat. Menginjak kendi sambil membawa buyung di kepala (Nyuhun) erat dengan ungkapan "di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung". Membawa buyung di atas kepala sangat memerlukan keseimbangan. Hal ini berarti bahwa dalam kehidupan ini perlu adanya keseimbangan antara perasaan dan pikiran. Pagelaran Tari Buyung dengan formasi Jala Sutra, Nyakra Bumi, Bale Bandung, Medang Kamulan dan Nugu Telu memiliki makna yang menyiratkan bahwa masyarakat petani Sunda adalah masyarakat yang religius.
Dalam tarian itu, manusia diajak untuk lebih dekat dengan alam dan mencintainya sebagai sahabat yang harus terus berjalan bersama.
Buyung |
sumber : https://www.facebook.com/ankromeda/posts/357695497710643